Rabu, 05 Maret 2014

TES DAN NON TES

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas, atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya. Tes juga diartikan sebagai suatu pernyataan/tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan, setiap butir pernyataan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Tes biasanya cenderung mengukur pengetahuan (aspek kognitif).
Adapun non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. Keberhasilan siswa dalam kegiatan PBM tidak selalu dapat diukur dengan alat penilaian tes, karena tidak semua kemampuan siswa dapat diukur secara kuantitatif dan obyektif. Pengukuran aspek afektif dan psikomotor memerlukan alat penilaian yang sesuai dengan karateristik tersebut dan biasa bersifat kualitatif. Alat ukur ini dikenal dengan istilah non tes. Jadi, non-tes memegang peranan penting terutama dalam rangka evaluasi belajar peserta didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain).
Untuk perbedaannya, non tes lebih bersifat kualitatif karena mengukur ranah sikap dan keterampilan peserta didik. Adapun tes lebih bersifat kuantitatif karena sering digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berpikirnya (cognitive domain). Selain itu, kemungkinan jawaban untuk tes adalah benar atau salah, sedangkan untuk non-tes tidak ada jawaban benar atau salah, semua tergantung pada keadaan seseorang.

Suatu bentuk tes dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1.       Tes tertulis
        Tes tertulis merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang direncanakan oleh  guru maupun para evaluator secara sistematis, guna memperoleh informasi siswa. Akan tetapi, tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tes tertulis juga bisa digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang siswa.
Di lihat dari segi peranannya suatu  tes dapat dibedakan menjadi:
  • Tes diagnostic
  • Tes formatif
  • Tes penempatan (asosiasi)
Selain itu,  suatu tes juga terkadang mempunyai satu atau lebih item pertanyaan atau pernyataan yang relevan. Berdasarkan hal tersebut, tes tertulis dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
  • Tes objektif, disebut tes objektif karena para siswa tidak dituntut merangkai jawaban atas dasar informasi yang dimilikinya seperti pada tes esai. Dalam tes objektif, dikenal istilah tes objektif jenis isian. Tes objektif jenis isian (supply type), merupakan tes yang mendekati pada tes sederhana. Tes ini juga memerlukan siswa untuk mengingat materi pembelajaran, dan menyimpan informasi materi dalam fikiran kemudian menuangkannya dalam bentuk memberikan jawaban atas suatu pertanyaan. Tes objektif jenis isian pada prinsipnya mencakup 3 tes yaitu: (a) Tes jawaban bebas atau jawaban terbatas, mengungkap kemampuan siswa dengan cara bertanya. (b) Tes melengkapi, mengungkap kemampuan siswa denagn memberikan spasi atau ruang kosong untuk diisi dengan jawaban (kata) yang tepat. (c) Tes asosiasi, mengungkap kemampuan siswa dengan menyediakan spasi yang diisi dengan satu jawaban atau lebih, dimana jawaban tersebut masih memiliki keterkaitan dan bersifat homogeny antara satu dengan yang lainnya. Tes objektif jenis isian ini walaupun telah di kelompokkan sebagai tes objektif, namun sebenarnya masih berkaitan dengan esai yaitu bahwa tes ini masih menuntut jawaban bebas dan singkat dari para siswa. Tapi karena tes ini hanya memberikan kesempatan kepada siswa menjawab dengan satu kata dan biasanya telah terikat dalam definisi, fakta dan prinsip-prinsip pengetahuan maka tes tersebut disebut sebagai tes objektif jenis isian. Pertanyaan pengenalan (recognition question) dibedakan menjadi 3 macam yaitu benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
  • Tes esai, secara ontology merupakan salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa. Tes esai dapt dibedakan  menjadi 2 macam yaitu tes esai dengan jawaban panjang dan tes esai dengan jawaban singkat. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisi perbedaan, menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
2.    Tes lisan
    Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang disusunsecara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para siswanya tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu, seperti jumlah siswa kecil atau sebagian sisawa yang memerluakn tes remidi maka tes lisan dapat digunakan secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya berfungsi sebagai tes pelengkap, setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan. 

Adapun teknik evaluasi non tes antara lain:
  1. Rating scale (skala bertingkat) yaitu alat non tes yang memberikan nilai angka untuk semacam pertimbangan (judgement) suatu objek yang dievaluasi atas dasar persepsi atau pilihan evaluand.
  2. Kuisioner atau angket merupakan teknik evaluasi yang menggunakan angket untuk dijawab oleh responden sesuai dengan pilihan responden. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
  3. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
  4. Wawancara, teknik evaluasi yang menekankan adanya pertemuan secara langsung antara evaluator dengan yang dievaluasi (evaluand). wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
  5. Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam objek pengamatan. Observasi teknik evaluasi yang menekankan pada gangguan indera penglihatan.
  6. Dokumentasi merupakan teknik evaluasi yang menekankan pada aspek data tertulis atau dokumen yang berkaitan erat dengan informasi tentang siswa. Data dokumentasi ini termasuk riwayat hidup (curriculum vitae) peserta didik.
  7. Portofolio, laporan lengkap tentang kegiatan yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu
  8. Proyek, penilaian yang mencakup perencanaan, penyelidikan atau analisis proyek/kegatan
  9. Fokus Diskusi Kelompok (FGD/ Focus Group Discussion), teknik pengambilan data melalui hasil diskusi kelompok yang terdiri dari 5-8 orang yang umumnya dipandu/dipimpin oleh pengumpul data.
Contoh Konret Tes dan Non Tes
•    Contoh tes
     5 pertanyaan dalam bentu tes uraian pada materi Bahasa Indonesia. Bentuk tes ini dapat digunakan untuk melihat proses berpikir siswa (kognitif). Adapun contoh pertanyannya yaitu: “Apakah yang Anda ketahui tentang fotosintesis?”

•    Contoh non-tes
    Angket Sikap Siswa terhadap Matematika. Angket ini digunakan untuk mendapatkan gambaran sikap seorang peserta didik terhadap matematika (ranah afektif) baik dalam proses pembelajara matematika, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya angket siswa ini menggunakan skala Likert dengan:

1: Sangat tidak setuju
2: Tidak setuju
3: Ragu-ragu
4: Setuju
5: Sangat setuju


1 komentar: