Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran peserta didik dengan patokan “batas lulus” yang telah ditetapkan oleh pendidik. Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada suatu criteria pencapaian tujuan (instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery) siswa tentang materi pendidikan sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah ditetapkan. Contoh: Misalkan untuk dapat diterima sebagai calon penerbangan disebuah lembaga penerbangan, setiap calon harus memenuhi syarat antara alain tinggi badan sekurang-kurangnaya 165 cm dan memeiliki tingkat kecerdasan (IQ) serendah-rendahnya 130 berdasarkan hasil tes yang diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan criteria atau patokan itu, siapapun calon yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut dinyatakan gagal dalam tes atau tidak akan diterima sebagai siswa calon penerbang.
Ciri-ciri Penilaian Acuan Patokan (PAP):
- Kelulusan seseorang ditentukan oleh satu patokan atau persyaratan tertentu, bukan ditentukan oleh ranking dalam kelompok tertentu;
- Satu bentuk penilaian berbabsis kompetensi;
- Digunakan dalam belajar tuntas, semua komponen standar/tujuan pembelajaran (learning objectives/outcomes)/tujuan instruksional dikuasai;
- Siswa/mahasiswa dinilai dengan kriteria yang telah ditentukan;
- Seringkali dihubungkan dengan penguasaan pembelajaran, misalnya lulus-gagal dalam test tertentu;
- Mengenali apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa/mahasiswa.
- Penilaian lebih transparan dengan menggunakan rubrik atau skema penilaian (marking scheme);
- Penilaian lebih dapat diandalkan, karena menggunakan standar dan kriteria minimal;
- Nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan;
- Nilai atau skor dapat dipertanggungjawabkan secara objektif karena berdasarkan prestasi yang disesuaikan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan;
- Lebih banyak partisipasi dan motivasi siswa/mahasiswa serta fokus pada pembelajaran;
- Lebih adil dan fair, karena siswa/mahasiswa diukur berdasarkan standar prestasi, bukan dengan membandingkan mahasiswa satu dengan lainnya;
- Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan kinerja yang ditunjukkan siswa/mahasiswa;
- Lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan prestasi siswa/mahasiswa;
- Mengakui subjektifitas dan penilaian yang profesional dalam pemberian nilai;
- Cocok digunakan untuk penempatan kegiatan belajar bersyarat atau berseri;
- Cocok digunakan untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses pembelajaran;
- Cocok digunakan untuk memonitor kemampuan setiap siswa/mahasiswa atau kelompok dalam proses pembelajaran.
- Relatif agak rumit, karena perlu waktu untuk menyetujui sebuah kriteria dan standar;
- Berisiko mengembangkan daftar nama kriteria yang berlianan;
- Lebih menekankan hasil daripada proses;
- Peringkat dapat dinyatakan dengan tidak sebenarnya secara positif/negatif;
- Kadang akademisi kurang kompeten dan percaya diri untuk membuat penilaian profesional;
- Tidak mudah bagi akademisi untuk mengubah kebiasaan dari menilai berdasarkan referensi norma menjadi referensi kriteria;
- Pikiran bahwa hanya persentase kecil yang memperoleh ranking rendah, dan sebaliknya, pasti mereka yang di pendidikan tinggi yang memperoleh ranking tinggi;
- Siswa/mahasiswa dapat mempertanyakan nilai mereka.
Penilaian Acuan Normatif (PAN)
Penilaian Acuan Normatif (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu atau bisa diartikan PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performa atau keadaan kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes.Ciri-ciri Penilaian Acuan Norma (PAN)
- Tidak untuk menentukan kelulusan seseorang, tetapi untuk menentukan ranking siswa/mahasiswa dalam kelompok tertentu;
- Untuk memetakan perbandingan siswa/mahasiswa: Siswa/mahasiswa dinilai dan diberi ranking antara satu dengan lainnya;
- Menggarisbawahi perbedaan prestasi antarsiswa/mahasiswa;
- Hanya mengandalkan nilai tunggal dan peringkat tunggal;
- Penilaian didasarkan pada distribusi skor (kurva bel) dengan menggunakan satu rumus.
- Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di pendidikan tinggi;
- Asumsi bahwa tingkat kinerja yang sama diharapkan terjadi pada setiap kelompok siswa/mahasiswa;
- Hasil kelompok tengah (mean group) cocok dengan persentase untuk setiap tahun;
- Bermanfaat untuk membandingkan siswa/mahasiswa lintas mata pelajaran/kuliah dan memberikan hadiah atau penghargaan utama untuk sejumlah siswa/mahasiswa tertentu;
- Mendukung ide tradisional kekauan akademis dan menggunakan standar.
- Sedikit menyebutkan tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa/mahasiswa: apa yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan;
- Sedikit menyebutkan kualitas pembelajaran;
- Tidak fair karena peringkat siswa/mahasiswa tidak hanya tergantung pada tingkat prestasi, tetapi juga atas prestasi siswa/mahasiswa lain;
- Tidak dapat diandalkan: siswa/mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat lulus pada tahun berikutnya;
- Tidak fair, khususnya pada kelompok kecil. Referensi ini dapat menyebarkan peringkat, memperbesar-besarkan perbedaan dalam prestasi, dan menekan berbagai perbedaan;
- Kurang transparan, karena hasil penilaian akhir tidak diketahui para mahasiswa.
Penilaian Acuan Gabungan (PAG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar